Pages

Sabtu, 09 Agustus 2014

Fujoshi

Pernah dengar kata fujoshi? Kalau kalian cewek dan gabung di komunitas-komunitas pecinta anime/manga/game/boyband, mungkin kalian udah nggak asing dengan istilah itu. Untuk yang masih belum tahu, Achi mau berbagi info tentang fujoshi ini.

Fujoshi adalah istilah untuk para cewek yang menyukai cerita BL. Apa itu BL? BL adalah singkatan dari Boys Love alias percintaan sesama cowok (gay). Cerita BL sendiri umumnya dikategorikan dalam dua jenis: 1. Shonen ai (cerita cinta yang umumnya fluff, mirip cerita percintaan remaja biasa, hanya saja tokoh utamanya cowok dua-duanya), 2. Yaoi (cerita cinta yang dewasa alias 18+).

Mungkin yang belum akrab dengan istilah ini pada bingung, kok bisa-bisanya ada cewek yang suka cerita BL. Tapi faktanya, di Jepang, cerita BL memang dibuat dengan target pembaca/penonton cewek. Alasannya karena cewek-cewek biasanya suka lihat bishounen (cowok cantik).

Dalam bahasa Jepang, kata fujoshi sendiri dituliskan dengan kanji 腐女子.  腐 (fu) berarti ‘busuk’, dan 女子 (joshi) artinya perempuan. Dengan kata lain, arti sebenarnya dari kata fujoshi adalah ‘perempuan busuk’. Kabarnya sih, istilah ini awalnya dipakai oleh media untuk menggambarkan bahwa cewek yang suka cerita BL itu nggak normal. Tapi entah gimana, lama-lama para fujoshi sendiri ikut menggunakan istilah itu dengan bangga.

Selain fujoshi, ada juga fudanshi (腐男子), yaitu laki-laki yang menyukai cerita BL (男子 = laki-laki). Ada juga lho cowok yang suka cerita BL. Nggak banyak emang, tapi ada. Banyak yang yakin kalau hampir semua fudanshi itu di kehidupan nyatanya adalah gay, tapi Achi nggak tahu ya, karena kayaknya belum ada yang neliti tentang ini.  Kalau mau menyebut ‘pecinta cerita BL’ tanpa membedakan gendernya, biasanya memakai kata fujodanshi (腐女男子).

Menyimpang dari topik sedikit, berkebalikan dari fujodanshi, ada juga yang suka cerita GL alias Girls Love. GL juga dikategorikan dalam dua jenis: 1. Shojo ai (seperti shonen ai, hanya saja tokohnya cewek dua-duanya), 2. Yuri (sama seperti yaoi, hanya cewek dua-duanya). Tetapi para pecinta GL nggak punya istilah khusus yang disepakati secara luas untuk menyebut sesama mereka seperti istilah fujodanshi.

Kembali ke topik, kenapa Achi tulis judul artikel ini ‘Fujoshi’, bukan ‘Fujodanshi’ atau yang lainnya? Karena Achi emang mau lebih fokus ke fujoshi. Soalnya selama ini Achi perhatiin, di Indonesia, fenomena fujoshi paling keliatan perkembangannya.

Fujoshi sebetulnya udah ada sejak dulu, meski entah kapan istilah itu pertama kali masuk ke Indonesia. Tapi dulu para fujoshi menutup-nutupi kalau mereka fujoshi. Ada rasa takut kalau ketahuan. Mungkin takut dicap nggak normal. Tapi beberapa tahun belakangan, mulai banyak orang yang dengan pede mengaku fujoshi. Akhirnya istilah fujoshi mulai dikenal luas. Dan tahu-tahu sekarang, rasanya wajar banget kalau sesama cewek yang suka fandom tertentu saling kenalan dengan pertanyaan, “Kamu fujoshi bukan? Pairing favoritnya siapa?”. Ada yang merasa heran? Tapi ini betulan lho. Ada temen-temen Achi yang cerita. Yang lebih aneh lagi, temen Achi pernah jawab bukan fujoshi, eh malah dibilang, “Yang bener? Kok aneh banget.” Temen Achi sampe heran. Yang aneh itu sebetulnya siapa. Hahahaha….

Itu tadi pengalaman cewek. Pengalaman cowok lebih lucu lagi. Cowok-cowok ‘lugu’ yang sama sekali nggak pernah ngebayangin hubungan antar cowok di anime favoritnya, tiba-tiba dikira fudanshi sama seorang fujoshi. Alasannya cuma gara-gara cowok itu upload gambar Kagami sama Kuroko (Kuroko no Basket) lagi berdua . Menurut cowok itu, Kagami dan Kuroko ya temenan. Sayangnya di mata para fujoshi beda.

Biasanya, orang-orang yang baru menjadi fujoshi bilang mereka cuma membayangkan kisah romantis antar karakter cowok di komik/anime (nggak peduli meski cerita aslinya nggak menceritakan tentang kisah romantis sama sekali. Mereka punya daya khayal yang tinggi untuk itu).

Biasanya (lagi), setelah karakter komik/anime, mereka mulai memasangkan tokoh-tokoh yang terkenal di dunia nyata. Ambilah contoh artis, para pemain bola, atau malah politikus!

Setelah itu, biasanya mereka mulai memasangkan cowok-cowok di sekitar mereka juga. Temen sekelas/sekantor misalnya. Kalo ada dua cowok yang akrab sedikit, pikiran mereka udah ngebayangin macem-macem.

Mungkin beberapa fujoshi protes nih ke Achi, ngerasa mereka nggak kayak gitu. Hehe… Maaf kalau ada yang ngerasa nggak kayak gitu. Achi cuma ngeliat contoh yang ada (dan cukup banyak) di sekitar Achi kok. 

Nggak semua fujodanshi itu orientasinya menyimpang. Di film “Fujoshi Kanojo (Pacar Fujoshi)” juga digambarkan gimana fujoshi punya pacar cowok. Tapi bukan hal yang mengherankan kalau dari sekadar ‘suka’ itu bisa berlanjut jadi penasaran atau menganggap bacaan/tontonan mereka romantis, akhirnya kepengin mengalami (fudanshi jadi gay, atau malah fujoshi juga jadi penasaran GL). Atau seperti yang Achi sebut tadi, daya khayalnya jadi terlalu tinggi. Masih ambil contoh dari film Fujoshi Kanojo, si cewek yang fujoshi itu malah suka ngebayangin cowoknya punya hubungan romantis sama sahabatnya yang sesama cowok.

Oh iya, para fujoshi cenderung rajin ‘menularkan’ kesukaan mereka ini ke temen-temen mereka. Ini yang menurut Achi beda dari fudanshi atau pecinta GL (walaupun di antara mereka juga mungkin ada). Mungkin alasannya karena fujoshi itu cewek, dan cewek biasanya lebih suka membicarakan hal yang mereka suka dengan orang lain. Jadi mereka lebih seneng kalau punya banyak temen yang kesukaannya sama. Sementara fudanshi itu cowok, pecinta GL juga kebanyakan cowok (karena berkebalikan dengan BL, GL emang ditargetkan untuk cowok), dan biasanya cowok nggak masalah menikmati hobi mereka sendirian.

Cukup banyak juga non-fujodanshi yang sebel sama para fujoshi. Kenapa? Alasan utamanya sih
  1. Fujoshi hobi menyebarkan gambar-gambar BL di media sosial mereka. Wajar sih ya, namanya suka.
  2. Non-fujodanshi merasa fujoshi menghancurkan imej karakter favorit mereka (lewat fanart, doujinshi, atau fanfiction BL dari cerita yang aslinya nggak BL) atau sekadar menghancurkan pikiran mereka yang ‘lugu’ dengan komentar-komentar berbau BL. Contoh kasus: Non-fujodanshi: *asyik nonton OVJ sambil ngakak-ngakak* | Fujoshi:  *liat adegan Sule sok ngambek ke Andre* Ih, Sule sama Andre tuh cocok ya dipasangin! | Non-fujodanshi: ??!!!
Pada dasarnya sih, yang Achi liat ‘konflik’ antara fujodanshi dengan non-fujodanshi banyak kejadian di sosial media. Non-fujodanshi nggak suka ngeliat hal-hal yang berbau BL, sementara fujodanshi secara natural suka menyebarkan hal-hal seperti itu. Menurut Achi, supaya nggak terjadi konflik, paling gampang itu para non-fujodanshi yang nggak tahan liat hal-hal berbau BL ya jangan ngefollow/add para fujoshi. Kalau udah ngefollow, daripada ngomel-ngomel (terus ujung-ujungnya terbiasa) mending unfollow aja kan? Dan para fujodanshi juga jangan sakit hati/marah kalau nggak difollow/add atau pas udah difollow tiba-tiba diunfollow oleh para non-fujodanshi. Kalau kalian merasa memposting hal-hal berbau BL adalah hak kalian, maka orang lain yang nggak suka liat itu juga berhak buat unfollow kan?

Lagian, nggak follow atau nge-unfollow itu bukan berarti nggak bisa tetep temenan kan? Buktinya, Achi followingnya 0 tapi tetep temenan sama semuanya. Hehe. :D

Terakhir, Achi harap nggak ada yang nulis komentar yang memicu konflik di sini ya. Kalau ada yang posting komentar saling menjelek-jelekan atau semacamnya nanti Achi apus. :)

1 komentar: